Saturday, March 27, 2010

Topik 2: Nakiroh dan Ma'rifah

السلام عليكم ورحمة وبركاته
Pada topik 1 telah dibahas secara sepintas lalu pembahagian jenis kata dalam bahasa Arab, dimana kata dalam bahasa Arab hanya dipecahkan kepada 3, iaitu kata benda (isim), kata kerja (fi'il), dan kata tugas (harf). Contoh yang dipakai menggunakan surah Al-Baqaroh ayat 1 - 2. Pada topik kali ini akan dibahas mengenai topik kata benda, mengenai kata benda yang telah diketahui (definitif), dan kata benda yang belum diketahui (ma'rifah).

Kata benda (isim) dalam bahasa Arab sangat bergantung kepada jenis jantina kata (apakah perempuan atau laki-laki), maka bagaimana cara untuk menentukan apakah kata benda ini berjenis laki-laki (male) atau berjenis perempuan (female).

Contoh:  ذلك كتاب dzalika kitaabun = itu (sebuah) kitab. 
Ayat di atas merupakan struktur kalimat yang betul kerana kata dzalika (berjenis laki-laki), kitaabun (berjenis laki-laki).



ذلك شجرة dzalika syajaratun = itu (sebuah) pohon. Adalah struktur kalimat yang salah. Karena kata dzalika (berjenis laki-laki), sedangkan pohon (berjenis perempuan).

تلك شجرة tilka syajaratun = itu (sebuah) pohon.
Inilah kalimat yang betul, kerana dua-duanya merupakan kata benda berjenis perempuan. 
Mengetahui Suatu Isim Samada Jenis Laki-laki atau Perempuan

Untuk kata benda penunjuk (isim isyaroh) seperti "ini", "itu", maka tidak ada cara kecuali dihafalkan.

ذلك dzalika = itu (laki-laki)
تلك tilka = itu (perempuan

هذا hadzaa = ini (laki-laki)
هذه hadzihi = ini (perempuan)

Mengenalkan Teman

Bayangkan disebelah anda Nolisa dan Hakim. Kemudian datang kawan lain yang belum kenal Nolisa dan Hakim, maka anda akan berkata: هذا Hakim (hadzaa Hakim), هذه Nolisa (hadzihi Nolisa). Ini Hakim, ini Nolisa. Begitulah cara penggunaannya.

Untuk kata benda alam (isim alam) seperti kenderaan, perpustakaan, buku dll, maka cara yang paling mudah adalah dengan melihat apakah ada ta marbutoh ة atau ـة (ta tertutup) pada akhir katanya. Jika ada ta marbutoh, maka kata ini termasuk jenis perempuan.

Contoh: شجرة syajaratun = pohon, بقرة baqoratun = sapi betina, فاطمة fatimah = nama orang. Ada beberapa tanda-tanda lain (yang jarang muncul) untuk isim alam jenis perempuan, tetapi pada kesempatan kali ini kita hanya tampilkan satu iaitu adanya ta marbutoh. Tanda ini paling sering muncul.

Nakiroh dan Ma'rifah


Sekarang kita masuk ke topik baru. Apabila kita membaca ذلك الكتاب dzalika al-kitaabu (buku itu), kata buku كتاب (kitaabu) ditambahkan AL (الـ) menjadi الــكتاب (al-kitaabu), penambahan AL ini maksudnya untuk menjadikan suatu kata benda menjadi sesuatu yang diketahui (definitif), sama halnya dalam bahasa Inggeris, untuk menceritakan sesuatu yang sudah diketahui ditambah THE.
Contoh:
1) I read a book أقرأ كتابا aqra-u kitaaban.
2) I read the book أقرأ الكتاب aqra-u al-kitaaba.
Pada contoh pertama, si pendengar belum mengetahui buku apa yang dimaksud oleh si pembicara. Sedangkan pada contoh kedua si pembicara yakin si pendengar sudah sedia maklum tentang buku apa yang sedang dia baca.

Pada contoh pertama, kata kitaab disebut nakiroh (ertinya belum definitif, belum diketahui oleh yang mendengar objek yang jelas). Sedangkan pada contoh kedua disebut ma'rifah (definitif) yang ertinya pembicara yakin pendengar sudah tahu secara pasti (definitif) objek mana yang disebutkan.

Kembali ke surah Al-Baqaroh: ذلك الكتاب dzaalika al-kitaabu. Maka kitaab (buku) disini ma'rifah, ertinya pembaca ayat ini dianggapkan sudah tahu kitaab apa yang dimaksud. Dzalika Al-kitaabu = buku itu, atau boleh dibaca buku (yang pembaca sudah tahu tentangnya) itu. Menurut tafsir, maksud dari "buku itu" adalah Al-Quran itu sendiri.

Demikianlah perbahasan ringkas Ma'rifah dan Nakiroh. Insya Allah kita akan lanjutkan dengan topik seterusnya iaitu bagaimana struktur kalimat yang sempurna dalam bahasa Arab.
Syukron katsiron...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...